Senin, 28 September 2020

Desain Sintesis Asam Sinamat dan Mekanismenya

Asam sinamat atau disebut juga asam 3-fenil-2-propenoat atau asam β-fenilakrilat ialah senyawa yang berasal dari suatu isolasi kulit kayu manis (Cinnamomum burmanni) famili Lauraceae. Memiliki kegunaan antara lain sebagai pengawet, pewangi makanan, kosmetik, sabun, dan produk-produk farmasi lainnya (Anwar et al., 1994). Sintesis asam sinamat dapat dilakukan melalui reaksi kondensasi Knoevenagel dan reaksi Perkin. Reaksi kondensasi Knoevenagel lebih sering digunakan karena jumlah senyawa yang dapat diperoleh lebih banyak dibandingkan dengan reaksi Perkin (McMurry, 2012). 

Reaksi kondensasi Knoevenagel adalah reaksi kondensasi antara suatu aldehid dan senyawa yang mempunyai hidrogen α dengan dua gugus karbonil dengan menggunakan katalis suatu bas yang memiliki gugus amina (Fessenden and Fessenden, 1986). Untuk mensintesis asam sinamat berdasarkan reaksi kondensasi Knoevenagel. Sintesis asam sinamat dilakukan dengan mereaksikan asam malonat yang merupakan senyawa yang mempunyai hidrogen α dan benzaldehida dan senyawa dengan golongan aldehida dengan katalis dietilamina. 



Dietilamina (pKb = 3,02) merupakan suatu amina sekunder dan memiliki sifat basa lebih kuat dibandingkan dengan amonia (pKb = 4.74). Semakin kuat basa yang digunakan maka atom hidrogen α akan semakin mudah membentuk ion enolat (McMurry, 2012). Dengan demikian, pembentukan asam sinamat diharapkan akan semakin cepat dan rendemen yang dihasilkan lebih banyak.

Hasil analisis yang dilakukan  senyawa hasil sintesis bahwa asam sinamat dapat disintesis dari asam malonat dan benzaldehid dengan katalis dietilamina dengan rendemen sebanyak 4,68%. Adapun Senyawa turunan asam sinamat yaitu asam kafeat, sinamida, sinamoil ester dan hidrazid sinamat. Senyawa-senyawa turunan asam sinamat baik natural maupun sintetis, telah dilakukan pengujian antikanker. Asam sinamat dan beberapa senyawa turunannya telah diperiksa sebagai inhibitor yang baik terhadap aktivitas AKR1C3. AKR1C3 adalah sel kanker yang terbentuk dengan adanya hormon, seperti kanker prostat, kanker payudara dan kanker endometrial. Asam sinamat merupakan inhibitor yang baik terhadap AKR1C3 (IC50 = 50 µM) sebagaimana asam 3,4,5-trimetoksisinamat (IC50 = 50 µM). Di samping itu, asam kafeat memiliki aktivitas sitotoksik in vitro yang rendah melawan sel myeloid leukimia (HL-60) dan juga dapat berpotensi sebagai agen kemopreventif untuk melawan kanker kulit.

Reaksi Knoevenagel yang juga dikenal sebagai kondensasi aldol silang antara aldehid tanpa hydrogen α dan senyawa yang memiliki hydrogen α yang dapat distabilkan oleh dua gugus penstabil karbanion atau gugus pengaktif seperti C=O atau C N dengan katalis basa. 

Langkah-langkah reaksi Knoevenagel :

1. Reaksi pembentukan karbanion

Benzaldehid sebagai senyawa karbonil dapat bereaksi dengan karbanion dari asam malonat yang terbentuk melalui reaksi kondendasi Knoevenagel. Molekul benzaldehidehida dengan karbanion bergabung menjadi molekul yang lebih besar. Benzaldehida dapat bereaksi pula secara resonansi elektron dalam ikatan rangkapnya dalam gugus karbonil. Elektron-elektron pada ikatan rangkap tertarik oleh elektron bebas atom oksigen yang juga lebih elektronegatif dari atom C. Elektron yang tertarik dari atom C menyebabkan atom C lebih bermuatan positif sehingga makin mudah pula berikatan dengan karbanion yang telah dirbentuk.

2. Reaksi kondensasi

Reaksi kondensasi ialah reaksi antara dua molekul atau lebih yang bergabung menjadi satu molekul yang lebih besar tanpa kehilangan molekul kecil seperti air.  Reaksi kondensasi yang terjadi adalah reaksi kondensasi Knovenagel karena senyawa yang bereaksi adalah senyawa aldehid yang tidak mempunyai hidrogen alfa dan dengan senyawa yang mempunyai sebuah hidrogen alfa terhadap 2 gugus karbonil. Pemanasan campuran dilakukan selama 1 jam dengan tujuan untuk mereaksikan senyawa asam malonat, piridin, benzaldehida, dan piperidin karena dalam reaksi karbonil dengan karbanion membutuhkan tambahan energi untuk melakukan reaksi. Proses pendidihan dilakukan 10 menit setelah pendiaman sebentar yang  bertujuan untuk melepaskan CO2  (proses dekarboksilasi) untuk proses pembentukan asam sinamat. Penurunan suhu dilakukan untuk menghentikan reaksi-reaksi  dan menurunkan kelarutan senyawa produk yang dihasilkan yaitu asam sinamat sedangkan penambahan HCl adalah untuk menetralisasi sifat campuran yang bersifat basa akibat adanya piridin dan piperidin yang telah ada dalam campuran. Piridin berfungsi sebagai basa lemah yang mengkatalisis reaksi pembentukan karbanion. Piridin digunakan karena merupakan basa lemah, apabila digunakan basa kuat maka tidak akan dihasilkan produk yang diinginkan. Jika digunakan basa kuat maka karbanion yang terbentuk bukan pada posisi atom C alfa, tetapi atom C pada posisi gugus karboksilat.

3. Reaksi dehidrasi
Reaksi dehidrasi ialah proses penghilangan H2O untuk mengadakan ikatan rangkap antara atom C. Reaksi ini dikatalisis oleh HCl karena H+ dari HCl dapat mempercepat pelepasan H2O. Selain itu HCl juga berfungsi untuk menetralkan basa yang telah ada pada reaksi sebelumnya, yaitu piridin maupun piperidin sehingga dalam pelepasan H2O dapat terjadi dalam suasana netral.

4. Reaksi dekarboksilasi

Kemudian reaksi Dekarboksilasi ialah reaksi pelepasan CO2. Reaksi ini terjadi karena stabilisasi resonansi antara gugus karboksilat pada produk antara. Hal itu dikarenakan adanya ikatan rangkap pada senyawa antara.



PEMBAHASAN ARTIKEL YANG BERJUDUL : A Novel Approach in Cinnamic Acid Synthesis: Direct Synthesis of Cinnamic Acids from Aromatic Aldehydes and Aliphatic Carboxylic Acids in the Presence of Boron Tribromide


Mekanisme nya yaitu:
pertama, asam karboksilat alifatik 1 bereaksi dengan boron tribromida dan menghasilkan A perantara yang stabil, triasil borat, yang berperan sbgai kimiawi anhidrida campuran. Nah Borat ini, dengan adanya 4-DMAP (Dimetil Amino Piridin), menghasilkan zat antara B reaktif yang bereaksi dengan aldehida aromatik 2 dengan mekanisme yang diketahui, menghasilkan asam sinamat 3. Adanya 4-DMAP, menghasilkan zat antara B reaktif yang bereaksi dengan aldehida aromatik 2 dengan mekanisme yang diketahui, menghasilkan asam sinamat 3 Kehadiran 4-DMAP dan piridin diperlukan untuk pembentukan produk. Bahwa dengan adanya boron tribromida, reaksi antara aromatik aldehida dan asam karboksilat alifatik untuk mendapatkan asam sinamat dimungkinkan pada kondisi, melalui sintesis langsung baru. Pendekatan baru ini memungkinkan persiapan berbagai asam sinamat dalam hasil baik hingga tinggi (hingga 81%). Berbeda dengan metode klasik (cf. Reaksi Perkin, dll.).


Video terkait :


PERMASALAHAN :

1. Khusnul Khotimah (039)
Diketahui pada blog saya bahwasanya reaksi sintesis asam sinamat dapat dibuat melalui reaksi kondensasi knoevenagel dan juga reaksi perkin. Namun faktanya reaksi kondensasi knoevenagel lebih efektif digunakan untuk sintesis asam sinamat. Nah hal apa yg melatarbelakangi keefektifan reaksi kondensasi knoevenagel sehingga bisa menghasilkan rendemen yg banyak? 

2. Nurhalimah (024) 
Dikatakan bahwa Sintesis asam sinamat dilakukan berdasarkan reaksi kondensasi knoevenagel antara benzaldehida dan asam malonat 
dengan katalis dietilamina. Nah dikatakan disana bahwa yg digunakan adalah katalis dietilamina,  permasalahannya selain tujuannya untuk mempercepat laju reaksi mengapa yg digunakan itu katalis dietilamina apa asalannya dan bagaimana jika yg digunakan itu selain katalis dietilamina apakah sintesis akan tetap berlangsung?

3. Zulia Nur Rahma (048)
Pada blog saya terdapat Reaksi umum sintesis asam sinamat menggunakan katalis Dietilamina yang merupakan suatu amina sekunder dan memiliki sifat basa kuat. Semakin kuat basa yang digunakan maka atom hidrogen α semakin mudah membentuk ion enolat. Nah, Mengapa Semakin kuat basa yang digunakan atom hidrogen α akan semakin mudah membentuk 
ion enolat ?

4. Nadiya Qotrunnada Tohiri (073)
Sintesis asam sinamat dapat dilakukan melalui reaksi kondensasi Knoevenagel dan reaksi Pada keduanya sama sama menggunakan katalis basa. Bagaimana apabila pada proses sintesis asam sinamat ini digunakan katalis berupa asam?

5. Susilawati (091)
Terdapat 2 cara yang dapat di lakukan dalam sintesis asam sinamat yaitu dengan Rx Kondensasi knoevenagel dan reaksi Perkin. Mengapa cara rx knoevelage lebih sering digunakan dari pada reaksi perkin diketahui dari kedua cara tersebut sama-sama menghasilkan asam sinamat.

6.Firda Oetary (021) 
pada blog saya dikatakan bahwa senyawa hasil sintesis yang diperoleh kemudian dilakukan rekristalisasi  dengan menggunakan air panas, mengapa dilakukan rekristalisasi menggunakan air panas mengapa tidak dengan air dingin ?

7. Andrika Dwi Sakti (025)
Seperti yang kita ketahui bahwasanya pada reaksi sintesis asam sinamat, digunakam trans dibandingkan cis. Nah apa pengaruh cis dan trans dalam reaksi sintesis ini? Dan mengapa reaksi kondensasi knoevegel maupum reaksi perkim lebih menggunakam trans-asam sinamat dibandingkan dengan cis-asam sinamat?

Rabu, 23 September 2020

DESAIN SINTESIS ASPIRIN DAN MEKANISMENYA

 

Suatu Aspirin dibuat dengan cara esterifikasi, dimana pada bahan aktif dari aspirin yaitu asam salisitat direaksikan dengan asam asetat anhidrat atau asam asetat glasial. Asam asetat anhidrat dapat diganti dengan asam asetat glacial karena bersifat murni dan tidak mengandung air. Pada proses pembuatan reaksi esterifikasi juga ditambahkan suatu katalis asam untuk mempercepat reaksi seperti H2SO4 atau H3PO4. Pada percobaan ini dilakukan sintesis asam asetil salisilat (aspirin) melalui reaksi esterifikasi antara asam salisilat dan anhidrida asam asetat. Dalam reaksi tersebut gugus –OH berasal dari fenol pada asam salisilat. Sedangkan gugus asetil – COCH3 berasal dari anhidrida asetat. Jika. asam salisilat yang digunakan maka reaksi menghasilkan asam asetil salisilat dan air. Adanya air ini akan mengakibatkan asam asetil salisilat terhidrolisis dan membentuk asam salisilat dan asam asetat kembali. Penggunaan anhidrida asam asetat mencegah reaksi reversible terjadi. Selain itu dibandingkan dengan asam asetat, anhidrida asam asetat digunakan karena memiliki waktu reaksi lebih cepat yaitu 15 menit. Reaksi esterifikasi ini dikatalisis oleh H2SO4.


Mekanisme reaksi:

o Mentransfer proton dari katalis asam ke atom oksigen karbonil, sehingga meningkatkan elektrofilisitas dari atom karbon karbonil. 

o Selanjutnya Atom karbon karbonil diserang oleh atom oksigen dari alkohol, yang bersifat nukleofilik sehingga terbentuk ion oksonium. 

o Terjadi pelepasan proton dari gugus hidroksil milik alkohol, menghasilkan kompleks teraktivasi 

o Protonasi terhadap salah satu gugus hidroksil, yang diikuti oleh pelepasan molekul air menghasilkan ester (Paramitha, 2014).

Video terkait :

https://youtu.be/AVzfy5ooZqA

Permasalahan :

1. Erma johar (A1C118031) 

pada tahap 2 pada blog saya , dengan katalis asam yaitu H2SO4 yang dihasilkan disini adalah H+  yang mana akan berikatan dengan oksigen karena mempunyai sepasang elektron bebas. Pasang elektron bebas ini biasa bersifat reaktif ( parsial negatif). Apa yang menyebabkan apabila pasang elektron bebas disini bersifat reaktif?


2. Firda Oetary (A1C118021) 

Pada blog saya dikatakan bahwa kelebihan asetat anhidrida harus dihidrolisis (dipisahkan dengan penambahan air) menjadi asam asetat ,mengapa harus dilakukan hidrolisis lagi?


3. Zulia Nur Rahma (A1C118048) 

 Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan asam asetat menggunakan katalis asam berupa H3PO4. Bagaimana yang terjadi apabila aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan asam asetat menggunakan katalis lain? 


4.Andrika Dwi Sakti (A1C118025) 

Asam salisilat adalah asam bifungsional yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH. apa yang akan terjadi apabila mengandung mengandung dua gugus –OH dan –COOH?


 5. Jony Erwin S (A1C118098) 

Seperti pada blog saya bahwa aspirin (asam asetil salisilat) yang merupakan salah satu turunan dari fenol monohidris ialah fenol dengan satu gugus hidroksil yang berikatan pada inti aromatisnya. Fenol tidak dapat didestilasi dalam air secara memuaskan. Oleh karena itu, asetilasi berlangsung baik pada anhidra asam asetat. Mengapa bahwa anhidra asam asetat dapat berlangsung baik pada asetilasi dan sebutkan mekanismenya!


6. Khusnul khatimah (A1C118039) 

Telah dijelaskan pada pembuatan aspirin diblog saya bahwasanya, aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat menggunakan katalis 85% H3PO4. Lalu mengapa pada reaksi aspirin digunakan katalis 85% H3PO4 dan bagaimana kondisi reaksi yang terjadi jika katalis ini diubah menjadi katalis lain?


7. Siti Ardiyah (A1C118004)

Pada reaksi sintesis aspirin seperti pada gambar : 

Digunakan katalis asam fosfat (H3PO4) sebanyak 85% karena digunakan sebagai zat penghidrasi dan penambah suasana asam karena reaksi sintesis aspirin harus dilakukan dalam suasana asam. Namun, apabila yang digunakan untuk membentuk aspirin dalam reaksi sintesis tersebut, asam Salisilat direaksikan dengan asam asetat glasial (CH3COOH), bagaimana reaksi sintesis aspirin tersebut? 


Minggu, 20 September 2020

PEMBENTUKAN KERANGKA KARBON DAN TRANSFRMASI GUGUS FUNGSI

Pembentukan Kerangka Karbon

ikatan karbon-karbon ialah ikatan kovalendiantara dua atom karbon. Pembentukan yang paling umum ialah ikatan tunggal, penyusun ikatan dari 2 elektron, satu diantaranya dari setiap atom dari kedua atom tersebut. Sedangkan, Ikatan tunggal karbon-karbon adalah ikatan sigma yang membentuk satu orbital hibridisasi dari setiap atom karbon. Atom karbon dapat juga membentuk ikatan rangkap dalam senyawa yang juga disebut sebagai alkena.   Karbon adalah satu dari beberapa senyawa yang dapat membentuk rantai panjang dengan atomnya sendiri. Sedangkan, suatu Pencabangan merupakan umum dalam kerangka karbon. Kerangka dari semua molekul organic terbentuk dari ikatan C-C. Berikut ini reaksi pembentukan ikatan karbon, yaitu :


1. Reaksi Grignard. 

Reagen Grignard ditambahkan pada keton, aldehid, dan ester untuk membentuk ikatan C-C. Reagen Grignard berupa alkil atau aril magnesium halide dengan rumus RMgX. Reagen Grignard berfungsi sebagai nukleofil yang menyerang atom karbon elektrofil dalam ikatan gugus karbonil. 

Misalnya :

2. Alkilasi Enolat

Enolat adalah nukleofil yang baik. Penambahan keton atau ester dengan basa kuat kemudian sebuah alkil halide dapat berguna dalam pembentukan ikatan C-C melalui reaksi SN2.

Misalnya :



3.    Reaksi Aldol 

Reaksi aldol adalah reaksi penggabungan dua senyawa karbonil. Enolatdireaksikan dengan aldehid dan keton untuk membentuk ikatan C-C. Pembentukan suatu senyawa baru β-hidroksi karbonil. 

Misalnya :

 


4.     Kondensasi Claisen

Sama halnya dengan reaksi aldol, enolat direaksikan dengan ester untuk membentuk ikatan C-C. Produk yang dihasilkan yaitu ester β-keton.

Misalnya :


Penyerangan Elektrofil dan Nukleofil

Pereaksi penyerang atau reagen penyerang yang terlibat dalam reaksi heterolitik dapat dibedakan atas dua golongan, yaitu pereaksi elektrofil dan pereaksi nukleofil. 


Transformasi Gugus Fungsi

Senyawa yang memiliki gugus C=O

Beberapa  jenis gugus fungsi yang mengandung ikatan rangkap dua C–O (gugus karbonil). Ikatan polar C–O yang membuat karbon karbonil bersifat elektrofil, sedangkan pasangan elektron bebas pada O menjadikannya nukleofil dan basa. Gugus karbonil mengandung satu ikatan π yang lebih mudah putus dibandingkan ikatan σ C–O. Pada suatu alkohol manipulasi gugus fungsi sangat diperlukan, yaitu bagaimana alkil yang berupa CH3 dapat disumbangkan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara yaitu merubah alkohol menjadi sulfonat ester, dengan menggunakan katalis yang basa piridin. Basa piridin digunakan sebgai katalis, dimana PEB dari nitrogen (N) akan mengikat PEB dari atom hidrogen (H). Nitrogen akan mengikat Hidrogen, tetapi ikatan ini hanya sementara hal ini dkarenakan Hidrogen belum putus, karena pada toksilat ada Cl yang lebih reaktif untuk mengikat Hidrogen maka ikatan N dan H lepas sehingga piridin terbentuk kembai (katalis terbentuk kembali) sehingga Hidrogen putus dan menyebabkan oksigen bermuatan negatif (-) dan dan S bermuatan positif (+). selanjutnya O negatif akan berikatan dengan S positif, karena ikatan pada fenol terjadi resonansi sehingga ikatan akan cenderung mengarah ke arah fenol sehingga atom O yang terikat pada S dapat putus sehingga terbentuk sulfonat ester dan terbentuk C Karbokation metil sebagai agen pengalkilasi. 

Video terkait :

https://youtu.be/hCVmFNctUig

Permasalahan :

1.Sandi

Mengapa Enolat dapat bertindak sebagai nukleofil dalam reaksi tipe S N 2 ? 

2. Nurkhalisa

Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa pada transformasi gugus fungsi  itu melalui reaksi subtitusi ataupun eleminasi?

3. Kelantan 

Suatu gugus fungsi dapat ditransformasikan menjadi gugus fungsi lain dengan berbagai cara yaitu substitusi, adisi, eliminasi, oksidasi dan reduksi. Apakah suatu transformasi gugus fungsi dapat menggunakan lebih dari 1 cara untuk melakukan transformasi nya? Jelaskan dengan memberikan contoh reaksi yang bertransformasi!

4.Nadiya Qotrunnada Tohiri

= benzena tergolong ikatan karbon, apa yang menyebabkan benzena lebih cenderung mengalami reaksi?

5. Ermawati

Mengapa pembentukan ikatan C-C melalui reaksi radikal bebas tidak terkendali dan tidak dapat digunakan dalam sintesis sedangkan pemebentukan melalui reaksi ion lebih terkendali serta dapat digunakan dalam sintesis?

6. Zulia Nur Rahma

Reaksi grignard termasuk salah satu reaksi pembentukan ikatan karbon. Mengapa organolitium nukleofil lebih kuat daripada gridnard yang sebanding ?

7. Joni Situmorang

Manipulasi gugus fungsi pada alkohol sangat diperlukan, mengapa demikian??


Selasa, 15 September 2020

Kontrol kinetika dan kontrol termodinamika dalam sintesis senyawa organik


        Terdapat perbedaan antara kontol kinetik atau kontrol termodinamik ini berdasarkan tingkat kebalikan reaksi (dari produk ke reaktan) pada kondisi yang spesifik. Apabila  reaksi kebalikan nya cepat, kesetimbangan akan dicapai dengan cepat. Jika kesetimbangan dicapai dengan cepat, maka reaksi berada dibawah kontrol termodinamik. Dan apabila reaksi kebalikan tidak dapat terjadi (atau sangat lambat) dengan kondisi reaksi, maka reaksi berada dibawah kontrol kinetik. Perbedaan tingkat dari reaksi terus atau kebalikan ditentukan dari energi aktivasi untuk kedua proses. Untuk reaksi Yang memiliki berarti reaksi forward atau kebalikan sama, dan reaksi dibawah kontrol termodinamik. Sebaliknya, reaksi eksotermik apabila memiliki lebih besar, reaksi kebalikan akan lambat dan reaksi berada dibawah kontol kinetik (Sorrell, 2006). 

        Adapun penyusunan produk hasil dari suatu reaksi diatur oleh kesetimbangan termodinamika dari suatu sistem. Apabila itu yang terjadi, maka penyusun dari suatu produk diatur oleh kontrol termodinamika dan perbedaan stabilitas antara produk pesaing, seperti yang diberikan oleh perbedaan energi bebas, menentukan komposisi produk. Secara alternatif, komposisi suatu produk dapat diatur oleh persaingan dari penyusun dari produk itu sendiri yang dinamakan kontrol kinetic.

        Jadi, setiap reaksi pembentukan produk dengan cara bersaing ataupun berturut-turut dalam mencapai kesetimbangan, komposisi produk akan menunjukkan kestabilan dan reaksi tersebut berada di bawah kontrol termodinamika. Apabila komposisi produk diatur oleh tingkat persaingan, maka reaksi di bawah kontrol kinetik. Jadi suatu reaksi dapat berada dibawah kontrol kinetic atau termodinamik, tergantung pada kondisinya (Carey dan Sunberg, 2007).

        Reaksi E1 terjadi dengan kontrol termodinamik, yang menjelaskan bahwa pembentukan dari produk yang lebih stabil lebih menonjol (kemungkinan lain adalah kontrol kinetic, dimana produk yang lebih cepat terbentuk lebih menonjol). Alkane dengan substitusi yang tinggi tergolong lebih stabil. (E)-alkana juga lebih stabil dibandingkan (Z)-isomer dan trans-isomer lebih stabil dibandingkan cis isomer. Reaksi eliminasi yang terjadi dibawah kontrol termodinamik akan menghasilkan produk Saytzeff. 

Pada suatu reaksi menunjukkan kontrol termodinamik dalam reaksi eliminasi E1 dari 2-propanol. Tahap pertama terbentuk intermediet karbokation, dan tahap kedua menghasilkan produk isomer. Kedua produk terbentuk dari intermediet karbokation yang sama, dan kedua energi nya berbeda (Sorrell, 2006). 

 Keton lebih stabil dibandingkan enol, tetapi perubahan anion enolat menjadi keton memerlukan energi aktivasi yang tinggi daripada energi untuk mengubah anion enolat menjadi enol (Gambar 1). Jika energi cukup terpenuhi untuk reaktan mengatasi kedua rintangan dan kemudian energi yang cukup tersedia untuk mengubah keton, enol dan enolat dan kesetimbangan tercapai. Dibawah kondisi bolak balik, produk yang lebih stabil (keton) akhirnya terbentuk, dengan distribusi diantara dua produk yang diatur oleh perbedaan entalpi  (diasumsikan ). Karena perbedaan ini lebih baik dari kilokalori per mol, campuran produk didominasi oleh produk yang lebih stabil. Dalam reaksi pembentukan enol dan keton dari anion enolat ini terdapat juga pengaruh suhu.

Video terkait :

https://youtu.be/ilc-4Y51a4Q


Permasalahan Kelompok 1 

1. Nur Khalishah (A1C118052) 

Jika proses dihentikan sebelum kesetimbangan tercapai maka reaksi akan dikontrol oleh kinetik karena akan lebih banyak diperoleh produk yang cepat terbentuk. bagaimana jika reaksi berlangsung hingga kesetimbangan tercapai apakah produk yang di hasilkan lebih sedikit dari reaksi dihentikan sebelum kesetimbangan tercapai?

2. Wafiqah Alvia (A1C118047)

Mengapa suhu menjadi kunci utama dalam kestabilan relatif (termodinamika) dan kecepatan relatif (kinetika) dalam mengontrol agar produk yang diperoleh lebih stabil dan banyak ?

3. Yupita Sri Rizki (A1C118071)

Pada blog saya di sebutkan bahwa produk kinetik adalah produk yang terbentuk lebih cepat, dan produk termodinamika adalah produk yang lebih stabil,pertanyaan saya mengapa hal ini bisa terjadi?

4. Zulia Nur Rahma (A1C118048)

 Pada blog saya terdapat Reaksi pembentukan enol dan keton dari anion enolat. Permasalahan saya Bagaimanakah pengaruh suhu antara reaksi pembentukan enol dan keton dari anion tersebut ?

5. Desti Ramadhani (010)

Pada suhu tinggi, reaksi berada di bawah kendali termodinamika sedangkan Pada temperatur rendah, reaksi ini di bawah kontrol kinetik. Mengapa hal tersebut bisa terjadi ? apakah suhu selalu menjadi patokan pada control termodinamika dan control kinetika

6. M. Rizki Dwi Putra (006) 

Mengapa pada reaksi tersebut produk termodinamika (4) lebih stabil daripada produk kinetik (3) yang terbentuk?


SENYAWA TURUNAN STEROID

Steroid merupakan kelompok senyawa yang penting dengan struktur dasar sterana jenuh dengan 17 atom karbon dan 4 cincin. Senyawa yang termasu...